Rabu, 10 Juli 2024

ARTIKEL HIPERTERMIA II

Hipertermia

Ditinjau oleh dr. Fadhli Rizal Makarim 

undefined

Hipertermia adalah kondisi yang terjadi saat suhu tubuh naik melebihi suhu normal. Suhu tubuh yang normal berada diantara 36 – 37,5 derajat Celcius. Hipertermia ini terjadi akibat suhu lingkungan yang tinggi dan tubuh tidak lagi mampu beradaptasi terhadap perubahan ekstrem tersebut. Seseorang diktakan mengalami hipertermia bila suhu tubuh berada di atas 40 derajat Celcius.

Namun jangan salah, hipertermia tidak sama dengan demam. Ketika kamu mengalami hipertermia, suhu tubuh naik diatas titik tertentu yang dikendalikan oleh hipotalamus. Namun, ketika kamu mengalami demam, hipotalamus meningkatkan suhu tubuh di titik tertentu dengan memiliki tujuan tertentu yakni melawan infeksi yang terjadi dalam tubuh. 

Penyebab Hipertermia

Hipertermia disebabkan oleh paparan suhu ekstrem yang tidak lagi mampu diregulasi oleh tubuh. Hal ini terjadi karena tubuh menyerap lebih banyak panas dibandingkan dengan yang dilepaskan. Normalnya, keringat adalah mekanisme tubuh dalam upaya mendinginkan tibuh, tetapi pada pengidap hipertermia keringat tidak mampu menjaga suhu tubuh normal. Kondisi ini yang membuat peningkatan suhu tubuh terus terjadi.

Melakukan kegiatan dan olahraga yang berat di cuaca yang sangat panas dengan paparan sinar matahari langsung adalah salah satu penyebab utama hipertermia. Namun, ada juga beberapa penyebab lainnya, seperti:

  • Kurang mengonsumsi air putih.
  • Tidak memiliki sirkulasi udara yang baik di dalam rumah.
  • Menggunakan pakaian yang terlalu tebal saat cuaca panas.

Faktor Risiko Hipertermia

Beberapa kondisi juga diketahui dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hipertermia. Kondisi tersebut, meliputi:

  • Dehidrasi.
  • Lansia, akibat fungsi kelenjar keringat dan peredaran darahnya sudah mulai menurun. 
  • Berusia di bawah 4 tahun.
  • Mengidap gangguan ginjal, jantung, dan paru.
  • Mengidap tekanan darah tinggi yang sedang dalam pembatasan asupan garam.
  • Sedang menggunakan obat-obat tertentu, seperti diuretik, obat bius, dan obat pengontrol tekanan darah.
  • Penyalahgunaan alkohol.
  • Obesitas atau terlalu kurus.

Gejala Hipertermia

Hipertermia ditanda dengan meningkatkan suhu tubuh hingga diatas 40 derajat Celcius. Selain itu, pengidap hipertermia juga akan merasakan haus berlebihan meskipun sudah mengonsumsi air putih.

Pengidap hipertermia juga akan mengalami gejala lain, seperti kesulitan berkeringat, perubahan denyut jantung, kulit memerah, kebingungan, pusing, gangguan penglihatan, tekanan darah rendah, kelelahan, mual, muntah, hingga lemas. 

 Diagnosis Hipertermia

Dokter dapat mengenali terjadinya hipertermia dengan mudah melalui gejala-gejala fisik yang dialami oleh pengidap, ditunjang oleh pengukuran suhu tubuh menggunakan termometer. Jika suhu tubuh melebihi 40 derajat Celcius, maka bisa dipastikan pengidap tersebut mengalami hipertermia. Kondisi ini juga bisa didiagnosis dengan melakukan pemeriksaan lanjutan, seperti pemeriksaan urine atau cek darah.

Pengobatan Hipertermia

Pengobatan hipertermia dilakukan dengan mengamankan pengidap dari kondisi yang membuat suhu tubuhnya meningkat drastis. Langkah yang bisa dilakukan, meliputi:

  • Hentikan kegiatan yang sedang dilakukan.
  • Jika sedang menggunakan pakaian yang tebal, segera ganti dengan pakaian yang tipis.
  • Pindahkan pengidap ke tempat yang sejuk, sebaiknya ke tempat dengan sirkulasi udara yang baik atau yang memiliki pendingin ruangan.
  • Kompres dingin terutama di bagian pergelangan tangan, leher, lipat ketiak, dan selangkangan.
  • Berikan minum bila pengidapnya masih sadar.
  • Hindari pemberian teh dan kopi yang mengandung kafein.

Komplikasi Hipertermia

Kondisi hipertermia yang tidak diatasi dengan baik dapat menyebabkan seseorang mengalami heat stroke. Hal ini berisiko menyebabkan kerusakan berbagai organ tubuh sehingga mengganggu keseluruhan fungsi tubuh.

Pencegahan Hipertermia

Hipertermia dapat dicegah dengan beberapa cara, yaitu:

  • Hindari beraktivitas di bawah terik matahari ketika cuaca sedang panas.
  • Jika diperlukan, gunakan pelindung tubuh, seperti topi lebar atau payung.
  • Gunakan pakaian yang longgar, berbahan ringan, dan tidak tebal atau berlapis-lapis ketika harus beraktivitas di lingkungan panas.
  • Banyak minum air putih di segala kesempatan agar terhindar dari kondisi dehidrasi.
  • Jangan meninggalkan anak-anak dalam mobil tertutup di ruangan terbuka maupun gedung parkir.
  • Segera berteduh dan masuk ke ruangan dengan pendingin ruangan atau dengan sirkulasi udara yang baik, ketika sudah mulai merasa lemas atau sakit kepala.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika keluarga atau kerabat mengalami beberapa tanda atau gejala yang disebutkan di atas atau jika kamu memiliki pertanyaan apapun, diskusikanlah dengan dokter. Untuk melakukan pemeriksaan, kamu pun kini bisa langsung membuat janji dengan dokter di rumah sakit pilihan kamu.

Kamu juga bisa cek kebutuhan medis yang diperlukan untuk mengatasi kondisi ini melalui aplikasi Halodoc. Caranya download aplikasi Halodoc melalui App Store atau Google Play sekarang juga!

Referensi:

https://www.halodoc.com/kesehatan/hipertermia

Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Hyperthermia.

Healthline. Diakses pada 2022. Hyperthermia.

Medical News Today. Diakses pada 2022. What Should You Know about Hyperthermia?

Diperbarui pada 10 Mei 2022.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penanganan Hipertermia V

 https://youtu.be/wS6mu-gqv84?si=FzDKQwEDLdDNxr4b